segar

Assalamu'alaykum,,,,,

sugeng rawuh di blog ini,,,,,
semoga bermanfaat,,



Sabtu, 22 Mei 2010

cimol,,oh cimoL,,,

Di tengah-tengah panasnya drama cicak melawan buaya, kontroversi menteri, berita tentang bencana yang sepertinya kok setia,,kemeriahan infotaiment yang tak ada surutnya,,dan kekhawatiran tentang dunia yang makin menua,,saya berhenti sejenak pada satu titik waktu yang menggelitik.

Waktu itu,,saya sedang menikmati sarapan istimewa, saya sebut istimewa karena tak setiap hari saya berkesempatan menyantapnya,,yaitu nasi pecel pedas dan bakwan montok yang hangat,, emm,,nyummy,,nikmat dan menenangkan,,karena tak perlu pusing dengan harga.
Di sela perhelatan saya di warung berwarna hijau yang selalu ramai itu,,pandangan saya tertuju pada suasana meriah di seberang sana,,sebuah sekolah yang letaknya persis di depan warung. Sepertinya itu adalah saat jam istirahat. Luar biasa,,anak-anak sekolah berseragam putih merah dan putih biru tumpah ruah di depan gerbang menyerbu pedagang-pedagang makanan yang siap memberikan pelayanan prima dan supersaji untuk mereka. Rupanya anak-anak itu begitu antusias,,hingga para pedagang pun kewalahan,,

Wah,,saya seperti dibawa kembali ke masa 10 tahun yang lalu. Tak berbeda,,antusias, keceriaan, hingga harus berebutan karena dering bel akan terdengar sebentar lagi ,,ah,,lucunya,, bahkan jenis makanan yang ditawarkan ternyata tak banyak berubah,,tak jauh dari duet mantab antara tepung dan MSG dengan sedikit modifikasi dan kreativitas lugu yang selalu digemari. CimoL, ciLok, cireng, siomay, batagor,,mie lidi, dan sebagainya,,,itulah deretan makanan- makanan ternama, papan atas, dan legendaris sepanjang sejarah anak sekolah.
Entah kenapa,,jajanan-jajanan tadi selalu saja juara,,mengalahkan jajanan di kantin yang lebih berkelas dan lebih higienis dengan kandungan gizi yang mungkin lebih baik,, dan yang jelas,,jajanan ini menyematkan kerinduan,,,

Tapi,,di sisi lain,,ada hal yang tak bisa ditinggalkan dari euforia si cimoL dan kawan-kawannya. Lepas dari benar atau tidaknya peran MSG dalam menggerogoti kecerdasan,,tapi memang jajanan-jajanan ini jauh dari esensi sebuah makanan yang pada dasarnya adalah untuk pemenuh kebutuhan tubuh,,bukan semata memanjakan si lidah tak bertulang itu. Padahal seorang anak di masa pertumbuhanya sedang butuh-butuhnya asupan yang berkualitas,, Kalau sehari-hari tubuh dimasuki tepung dan bumbu penyedap dengan sedikit campuran pengawet,,dan berpaling pada makanan rumah yang sudah dimasak susah payah,,rasanya pertumbuhan optimal yang tentunya akan menunjang perkembangan sulit untuk dicapai. Kalau sudah begitu,,akhirnya sampailah pada kualitas manusia di negeri ini yang tak memuaskan. Lho,,koq malah sampai sin ngomongnya,,tapi ya begitulah,,terlalu banyak hal yang bisa dihubungkan dalam hidup ini.

Lalu,,apakah harus ditiadakan saja para pedagang-pedagang yang mencari nafkah di depan sekolah itu?? kerahkan satpol pp seabrek untuk menggusur?? ah,tentu tidak,,berlebihan sekali,, Arahan untuk membuat makanan yang lebih sehat dan bersih tanpa mengubah jenis, mungkin akan lebih bijaksana,,walaupun belum terpikir sistemnya akan seperti apa. Peran keluarga,,terutama ibu,,sungguh sangat diharapkan,,untuk bisa mengoptimalkan kecerdasan anak-anak dan jauh dari tindakan menghambat apalagi merusak ciptaan gemilang itu. tapi perlu diingat, kekangan yang terlalu erat malah membahayakan. wah,,jadi tidak sabar untuk beraksi di dapur dan meja makan menyiapakan bekal untuk anak ke sekolah,,,haha,,semoga tak terampas oleh rutinitas dan kesibukan.

tak ada kesimpulan,,,hanya ingin supaya generasi ke depan lebih baik,,

1 komentar:

  1. hai juga,,,alhamdulillah baik2,,
    terimakasih sudah berkunjung
    ok2,,saya akan mampir,,

    BalasHapus