segar

Assalamu'alaykum,,,,,

sugeng rawuh di blog ini,,,,,
semoga bermanfaat,,



Minggu, 23 Mei 2010

MiiiAaauuuww,,,,,,,

Coretan ini sebenarnya sudah lama ingin saya buat,,tapi rupanya stase pertama begitu melelahkan, menjerat pikiran,,

Berawal dari suatu siang yang sibuk, semua orang di sana, termasuk saya, seperti punya dunia sendiri, tak ingin gangguan sedikitpun sambil berharap uluran tangan pertolongan untuk meringankan sedikit beban yang rupanya semakin memuncak,, udara pun tak hanya terasa gerah, tapi memang gerah, tak ada pendingin ruangan, ventilasi juga tak memadai,,dengan kombinasi aroma keringat, darah, obat dan ketuban yang tak terlupakan,, sumpek.

Di tengah suasana hiruk pikuk tersebut ternyata ada salah satu penghuni yang sepertinya tak merasakan derita serupa,, seekor kucing sedang pulas tertidur di bawah papan nama perempuan-perempuan mulia yang akan, tengah, maupun telah berjuang melahirkan seorang anak manusia. Sang kucing tampak begitu menikmati tidur siangnya,mungkin sedang bermimpi indah atau bahkan tanpa mimpi sama sekali,, tanpa peduli kehebohan disekitarnya, damai,,jadi iri. Ya, kucing memang layak disebut sebagai penghuni, karena dia memang hidup di sini, di sebuah tempat besar yang amat kompleks berisi segala ilmu tentang kehidupan yang saling berpadu dan sesekali beradu ataupun terdiam dalam ambigu bernama Rumah Sakit. Saya sendiri yang seorang dokter muda mungkin malah kalah status dengan para kucing, karena kami di sini hanyalah tamu yang sedang menjemput ilmu.

Sejak awal,saya sungguh heran dan bertanya-tanya kenapa ada begitu banyak kucing di rumah sakit, bukankah dengan adanya mereka suasana jadi terlihat kurang bersih? belum lagi saat mereka melancarkan aksinya, mengobrak-abrik tempat sampah atau tempat makan jatah,, Sudah adakah upaya mengusir spesies ini dan berakhir dengan kegagalan ataukah memang keberadaan mereka dipertahankan? Ingin sekali rasanya saya menelusuri sejarah terbentuknya dinasti kucing di rumah sakit ini, tapi rasa penasaran itu tergusur oleh ttv,vt,his,djj, dan rekan-rekanya yang menguras segenap energi.

Ya,,sudahlah,,mau tak mau saya akhirnya berusaha menerima keberadaan mereka, tak tahu kalau teman saya, yang tegas sekali menolak untuk berada di dekat kucing dalam radius berapapun. Dan lama-lama saya percaya bahwa mereka memiliki peran yang lebih dari sekedar menjadi tameng merebaknya spesies lain yang lebih tak tahu malu..

Tapi kehidupan kucing di rumah sakit ternyata berat juga,,mereka harus terbiasa dengan tangisan,kesedihan dan ketakutan para pengidap keganasan, diikuti keharuan yang tercipta oleh kesabaran luar biasa para suami atau anak meladeni segala kebutuhan dan rasa sakit serta keluh kesah orang yang dicinta. Para kucing juga mulai terbiasa dengan teriakan para calon ibu yang menahan sakit bertubi-tubi demi tangisan bayi yang diidam-idamkan,,dan di sisi lain,,melihat wajah-wajah para ayah yang gelisah , penuh doa dan harap menanti berjam-jam.

Para kucing ini pun mungkin tak asing lagi dengan tegangan tinggi yang sering muncul dari dinamika kehidupan para pencari ilmu di sekitarnya, calon manusia setengah dewa yang belajar untuk mengerti benar tentang apa yang dihadapi dan apa yang harus dilakukan,,yang harus terus mencari tahu tanpa sedikitpun meninggalkan tanggung jawab,,diiringi berbagai tekanan dan sakit hati karena kesalahan selalu saja terjadi hingga pada akhirnya hanya bisa menertawakan kebodohan diri. Tapi langkah harus terus ke depan,,meski tubuh sendiri kadang tak terlalu dihiraukan,,

Para kucing mungkin pusing,,tapi banyak suasana yang bisa dinikmati di sela-sela kesibukannya mencari makan,,keindahan silaturahmi dirasakan kuat, dari para penunggu pasien yang rela tidur beralaskan tikar di emperan bangsal,berjejalan,,makan nasi bungkusan dengan tangan ataupun sekedar gorengan,,tapi tak tampak derita yang berarti,,malah lebih sering canda tawa bertebaran,,berkenalan, berbagi pengalaman, teman baru, saudara baru,,senasib sepenanggungan. Atau binar ceria yang terpancar dari kelulusan,,atau keberhasilan suatu tindakan.

Ya, ternyata kucing-kucing rumah sakit ini memiliki peran lebih. Rumah sakit bak layar kaca, di dalamnya terjadi banyak peristiwa yang menegangkan, takut, sedih, haru, lucu, kecewa, bahagia maupun perasaan yang tak terekspresikan. Dan para kucing ini menjadi saksi yang tak merepotkan karena tak akan protes ataupun minta perlindungan, dan bila dimintai kesaksian pada saatnya nanti dia tak akan mengungkapkan kebohongan.
Miiiaaauuuww.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar