segar

Assalamu'alaykum,,,,,

sugeng rawuh di blog ini,,,,,
semoga bermanfaat,,



Minggu, 23 Mei 2010

coba peRhatikaN,,

Akhir-akhir ini saya mempunyai kebiasaan baru, disaat pagi dan menjelang petang,,,melihat pohon,,agak aneh kedengarannya, tapi begitulah. Sebuah pohon besar berdiri tegak persis di depan mata saat membuka pintu lantai atas rumah kos saya tercinta, lebih tepatnya pohon mangga besar milik tetangga depan, meskipun besarnya kalah dengan bangunan rumah di sebelahnya yang menjulang. Ya,,sang pohon berada di tengah peradaban manusia yang tak mengenal turunnya harga tanah, hingga memanfaatkannya dengan sepenuh jiwa untuk kelangsungan dan obsesi hidup,,dan akhirnya makhluk seperti pohon hanya mendapat tempat sisa,,sempit, sesak, belum lagi himpitan semen diatasnya yang menambah keterbatasan. Tapi sang pohon di depan rumah sepertinya tabah,,

Ia bukanlah pohon satu-satunya di area pemukiman tempat saya tinggal, ada beberapa pohon lainnya, tapi memang ia yang paling banyak berperan menyumbang kebutuhan paru-paru manusia di sekitarnya. Bersama pohon yang lain yang sudah biasa tak dianggap penting, berlomba menyerap karbondioksida yang semakin melimpah saja sebagai bahan makanan, sangat mandiri dan luar biasa berjasa bagi manusia. Belum lagi buah-buahan yang dihasilkan dan perlindungan dari sengatan UV penyebab berbagai kerusakan. Pantas saja mereka begitu dimuliakan oleh manusia paling mulia, menanam pohon hari ini bila besok akan mati. Wah,,tak boleh dipandang sebelah mata begitu saja,,apalagi turut andil dalam pemusnahannya

Pagi itu udara sejuk, ingin rasanya mengunci mati hawa ini agar tetap bertahan sampai nanti siang atau bahkan sampai kapanpun hingga melunturkan kesan kota tempat saya ditempa ini sebagai kota yang panas tak nyaman. Ah,,tapi tidak mungkin, ya sudahlah nikmati saja, karena justru dengan hawa panas menyiksa itu, kesejukan terasa menjadi sesuatu yang tak hanya biasa-biasa saja, tapi diidamkan hingga berbuah kesyukuran. Setalah membuka pintu, pandangan mata saya lansung tertuju pada sang pohon yang terlihat anggun, dengan daun lebat hijau menentramkan, dan heii,, banyak burung hinggap di sana, entah apa namanya. Burung- burung berkicau meriah sekali, tak ada yang diam ataupun bermalas-malasan melewatkan indahnya pagi, semua beraktivitas dan bersosialisasi. Mungkin ada yang yang bernyanyi, ngobrol, menggosip, berdiskusi tentang berita hari ini atau sekedar menyapa menanyakan kabar. Emmm,, jika Nabi Sulaiman masih ada, mungkin beliau akan berkata " ngawur kamu,,dengarlah,,mereka sedang bertasbih memuja Penciptanya,," Saya jadi malu,,

Ada kehidupan di sana,,layaknya rumah yang nyaman,,sang pohon menjadi tempat singgah sekelompok burung. Dan lebih dari itu, tak hanya tinggal tapi juga beregenerasi,,sang pohon cukup dipercaya untuk menjadi tempat yang aman bagi generasi penerus, di tengah suasana dunia yang memilukan, anak-anak butuh suasana nyaman untuk pertumbuhan yang optimal hingga kelak bisa meneruskan perjuangan menuju mimpi yang diinginkan. Dan sang pohon sepertinya sangat mengerti akan peran dan tanggung jawab itu,,dan berusaha untuk bertahan menjaga kepercayaan dengan tetap berdiri tegak menjalankan apa yang semestinya dilakukan.

Menjelang petang, saat udara mencapai titik jenuhnya,,sang pohon menjadi tempat pulang burung-burung, setia,,,dan mempesona,,ah,,ingin rasanya menjadi seperti dia,,

1 komentar:

  1. jadi ingat masa kecil saya yang suka banget manjat pohon. karena setelah nyampe diatas pohon, terasa nyaman, terasa sejuk, terasa menyenangkan bisa memandang kawasan pemukiman pemduduk dari atas pohon. hmmm... tapi sekarang saya takut manjat pohon. takut plus malu lebih tepatnya. :)

    BalasHapus