Ada suatu kebiasaan yang sesungguhnya merupakan bukti nyata ketidakadilan,,yaitu tarif yang tidak berbeda sedikitpun antara penumpang yang duduk nyaman sambil terkantuk-kantuk mengikuti irama roda dengan penumpang yang berdiri, yang harus memposisikan diri dengan benar saat terdesak kondektur, pedagang,atau pengamen yang hilir mudik serta senantiasa mencari pegangan yang kuat apalagi saat pak supir yang berjiwa pembalap tiba-tiba menginjak pedal rem! Mau protes juga nggak ada gunanya,, mau lapor dirjen transportasi apalagi..
Walaupun demikian, aku masih menyimpan harapan..berharap ada penumpang dari salah satu tempat duduk yang turun. Tapi rupanya harapanku terlalu pemalu hingga tak berani menampakkan diri,, tidak ada informasi sedikitpun tentang daftar tempat duduk penumpang beserta dimana tempat mereka masing-masing turun yang aku dapat baik dari percakapan mereka dengan kondektur maupun penumpang lain. Aku juga tak punya kekuatan super untuk menerawang dimana saja para penumpang yang sekian banyak ini akan turun. Belum lagi harapanku ini harus tebagi dengan penumpang lain yang senasib.
Tapi,,baiklah,,,kuputuskan
Subhanallah,,,Maha Suci Allah,,,tanpa diduga, tanpa prakiraan cuaca,,seorang ibu yang duduk disebelahku tiba-tiba berdiri,,,dan bagaikan fatamorgana yang menjadi nyata beliau mempersilakanku duduk di jok yang ditingalkannya. Alhamdulilliah.... betapa nikmat,,, duduk itu,,sesuatu yang kecil yang baru dianggap keberadaannya saat kita kehilangan..dan jarang sekali disyukuri seperti nikmat bernafas,tidur,makan,belan
Bukan! ini bukan suatu kebetulan,,ini adalah sebuah rencana. Pada rencana kali ini, aku sebagai tokoh utama, mendapatkan hadiah berupa tempat duduk. Hei,,ini yang namanya rizki,, bukan karena aku lebih baik atau lebih cantik dari penumpang lain yang berdiri,,tapi karena inilah rizkiku,,Allah yang menganugerahkanya untukku,, dan satu hal yang sedang kupersiapkan, kukemas dengan indah,,dan kuhaturkan dengan ramah adalah kesyukuran,,, Alhamdulillah,,terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar