segar

Assalamu'alaykum,,,,,

sugeng rawuh di blog ini,,,,,
semoga bermanfaat,,



Minggu, 23 Mei 2010

Cinta Ayah,,,,,,,

bismillah,,,

Ramadhan sudah melenggang beberapa hari, semakin mempesona saja,, terutama untuk jiwa-jiwa yang rindu.
Di salah satu hari yang telah berlalu itu, aku dipertemukan dengan sebuah kenyataan indah. Saat itu, aku sedang menulis data diri untuk pembuatan KTM koas,,wah bangganya. Setelah nama, tempat tanggal lahir, golongan darah dan alamat, aku harus menuliskan nama ayahku, lancar, sambil tersenyum, melihat tahun lahirku yang lebih awal dari teman-teman sebaya,yang memancing cela dan tawa, yang kadang mencuatkan ide untuk melayamgkan protes kepada orang tuaku, kenapa aku telat disekolahkan. Ah, tapi terlalu naif untuk protes apalagi menyalahkan dua orang yang mulia itu, karena di desaku saat itu memang tidak ada TK. Ya,,aku terlahir di tempat yang indah nan terpencil, yang menjadikan aku musafir sejak TK.

Sudahlah,,kembali ke hari itu, hari di saat aku menulis data diri. Setelah lancar menulis kolom demi kolom,,aku terhenti sejenak di kolom terakhir,,kolom itu berjudul,,lulusan terakhir,,aku sempat bingung,, yang dimaksud kolom ini, lulusan terkhirnya siapa?aku atau nama di kolom sebelumnya,,ayahku? Namun kebimbangan itu tidak berlangsung lama, sudah ada petunjuk, pada baris di atasnya ada tulisan S2. Jelas, itu artinya judul kolom tadi ditujukan untuk ayahku. Lalu,,aku terhenti kembali,,dengan perasaan yang tak tahu bagaimana aku melukiskannya, aku pun menulis dua huruf, keduanya huruf kapital, menggambarkan kesahajaan untuk ditempatkan di kolom ini, mereka adalah SD. Sempat ku urutkan semua baris di kolom itu, ku buka lembaran-lembaran form itu, berharap menemukan padanannya. Tapi hasilnya nihil, bahkan tiga huruf kapital yang merupakan tingkatan persis di atasnya, tidak juga kutemukan..

Astaghfirullah,,apakah yang aku maksud dengan perasaan yang tak terlukiskan itu? apakah malu?? Tidak! aku sudah pastikan betul2 bahwa bukan itu perasaanku. apakah sedih? mungkin,, terasa iba atas kesempatan menjadi manusia berpendidikan tinggi yang tidak berkunjung ke dalam kehidupan ayahku. Terharu? ya,,teringat betapa luar biasa perjuangan dan pengorbanannya atas diriku untuk bisa mengantarku sampai ke masa sekarang ini. Bangga? pasti. Ayahku hebat. Keterbatasan dan kekurangan bukan halangan untuk bermimpi dan berikhtiar.

Huff,,,air mataku tak mau kalah, mau ikut2 keluar seperti huruf-huruf ini..

Ayahku tak berstetoskop, tak berkutat dengan jurnal atau buku-buku tebal, tak berkawan dengan kantor bertingkat, lift, internet, dan mobil bagus. Ayahku bersahabat dengan alam yang hijau, udara yang bersih dan dingin, makanan rendah lemak dan kaya serat, air yang bening dan segar,tanah yang gembur, tetangga yang ramah, dan kesunyian yang tenang. Ayahku dekat dengan kesederhanaan namun jauh dari kesempitan harapan, dekat dengan demokrasi berkasih sayang namun jauh dari keterbelakangan pikir dan emosi. Meskipun kadang terjadi ketidakcocokan di hatiku atas beberapa hal, tapi itu manusiawi, itu indah dan mengandung hikmah.

Yaa Allah,,Yaa Rahman Yaa Rahim,,
Sayangilah ayahku jauh melebihi kasih sayangnya padaku di waktu aku kecil,,
Muliakanlah kedudukannya di sisiMu,,,
Bahagiakanlah ia di dunia dan di akhirat,,
Golongkanlah ia ke dalam golongan hambaMu yang sholeh,,
Ampuni sekelam apapun masa lalunya,,
Jadikan sekecil apapun pengorbanan dan perjuanganya membesarkanku dan kakak kakaku sebagai amal sholeh yang bernilai tinggi dihadapanMu,,,
Ijinkan aku menjadi jalan kebaikan untuknya, tau bagaimana membalas budi dan membahagiakannya,,
Pertemukanlah kami kembali di surgaMu,,
Amiin..

Untuk ibuku tersayang,,sungguh tak pantas jika aku memuliakanmu di bagian sisa ini,,

alhamdulillah,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar